Senin, 22 Februari 2016

 
 kali ini aku mau bagi tips buat kalian semua kalau prahara bisa di ubah menjadi pahala ini adalah kisah dari teman aku yang aku copy dari blognya hehehehe selamat menyimak
 
Mengubah%2BPrahara%2BMenjadi%2BPahalaTak seorangpun makhluk ciptaan Allah terlepas dari ujian, cobaan, musibah oleh Allah Rabbul izzati. Bahwasanya ujian itu pasti berupa keburukan dan juga kebaikan. Kala keburukan yang datang dahulu, maka kita harus sabar dan berhudznuzonbillah. Kala kebaikan yang datang maka kita harus bersyukur agar nikmat tersebut bertambah. Sebagaimana firman Allah,

Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan (Al Anbiya :35)

Inilah yang terjadi pada diriku. Panggil saja aku Fatimatul Latiefah, usiaku 22 tahun, berasal dari Solo Jawa Tengah, yang hijrah ke tempat ini. Sebuah istana tepatnya bernama ‘istana uzlah’ Tangerang. Orang-orang menyebutnya ‘penjara’. Dan karena suatu kasus akhirnya menyebabkan diriku ‘terdampar’ di sini dengan takdir Allah.

Sebelum aku masuk ke tempat ini, aku anak perempuan satu-satunya dari keluargaku. Aku termasuk anak yang manja. Saat ini aku sudah berada di ‘istana uzlah’ sebuah bangunan dengan pagar pembatas yang terasing dari dunia luar dengan berbagai peraturan. Di sinilah sekarang aku berada dan belajar bersabar dan hidup mandiri. Rasulullah bersabda,

Siapa yang dikehendaki Allah kebaikan padanya, maka Allah akan mengujinya (HR Bukhori)

Tak mau aku menjadi pribadi yang buruk. Akan kubuktikan bahwa aku kuat, pantang menyerah, begitulah Allah mengajarkan kepada hamba-hambaNya.

‘Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman (QS. Ali Imron 139)

Tak kupungkiri, kerapkali aku merasa sedih karena kesepian karena hampir tak pernah dikunjungi oleh sanak keluargaku. Bisa dibayangkan Tangerang - Solo jauh sekali. Belum lagi biaya transport dll. Terakhir kali aku bertemu ibu, lebaran 2010. Nyaris dua tahun aku tidak bertemu ibuku.

Ketika aku merasa begitu kesepian, aku mengadu pada Allah. Menangis, merintih. Aku berdo’a… terus berdo’a. Ketika ada yang membesukku, siapapun ia, memberi perhatian padaku, hilang kesedihanku seketika. Aku pun merasa semangat kembali. Kepada Allah kuucapkan puji syukur Alhamduillah…

“Bukankah Dia (Allah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya dan menghilangkan segala kesusahan (An Naml 62)

Ya….hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dengan harap dan cemas.

Bagi kami, tempat ini bagai tanah keramat. Tidak ada hijab bagi kita dan Allah dalam do’a. Pertolongan Allah amat dekat, teramat dekat.

Di sini, ketika kita berbuat jahat, menipu, mengadu domba teman, sudah pasti akan kena batunya sendiri. Bentuknya bermacam-macam, bisa nantinya mendapatkan jatuh vonis yang berat, proses sidang yang lama, remisi (potongan hukuman) sedikit, bisa juga selama hidup di sini tidak mendapat ketenangan. Semua yang diperoleh tergantung dari perbuatan kita sendiri. Ini banyak terjadi dalam setiap lapas/rutan manapun.

Aku sendiri, sedang terus memperbaiki diriku. Berusaha berbuat baik sebagai bukti penyesalanku atas kesalahan yang pernah aku perbuat dahulu. Aku takut pada Allah... takut pada adzab-Nya. Tidak bisa kubayangkan bahwa neraka yang terdangkal adalah api neraka yang mendidihkan otak dari bawah sampai atas…

Aku pun mencoba menikmati ujian ini sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadaku. Aku berusaha mengubah ujian ini, dari kesedihan menjadi kenikmatan yang jarang didapat oleh orang lain. Aku ingin mendapatkan pahala dariNya, aku ingin Allah meninggikan derajatku dan memperoleh rahmatNya…, yakni surga yang kekal. Tidak ada kesedihan, air mata, resah dan gelisah, sakit dll. Yang ada hanya kebahagiaan bertemu dengan Rabb ku…

“Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman” (Al Furqon 75-77)

Semua peristiwa yang aku alami ini adalah kehendak-Nya. Aku berada di sini karena perbuatanku sendiri. Meskipun aku menangis darah, yang lalu takkan bisa diulang kembali. Yang bisa kulakukan di sekarang adalah memohon ampun pada Allah atas semua perbuatanku yang melampaui batas dan bertaqarrub padaNya.

Ini adalah hukuman Allah atas pembangkangan yang kulakukan padaNya… juga sebagai penghapus dosa-dosaku sehingga demikian di akhirat nanti ada dosa yang tidak diperhitungkan lagi karena hukuman sudah ditunaikan Allah di dunia.. dan sebagai ujian untuk kenaikan derajat di mata Allah

Rosulullah bersabda,

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya) dan apabila Dia menghendaki keburukan bagi hambaNya, maka Dia akan menahan darinya/membiarkannya dengan dosa-dosanya sehingga (dosa-dosa tersebut) dibalas pada hari kiamat (HR.Tirmidzi)

Dalam istana uzlah ini aku dan berusaha memafaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Allah memberikan kami waktu 24 jam, SAMA antara yang di luar dan di dalam penjara. Selama di sini aku menghafalkan ayat-ayat Al Qur’an, belajar menyulam dan menulis. Kelak, bila aku bebas, dengan izin Allah aku bisa menjadi lebih baik lagi, menata hidup kembali dan senantiasa lebih berhati-hati dalam bertindak.

Aku anggap saja sedang berada di pesantren. Aku hanya terhalang pintu portir yang besar yang membatasi dunia. Di sini toh masih bisa berkarya dan memperbaiki diri. Allah Maha adil,… Allah tidak akan menyia-nyiakan segala sesuatu yang terjadi.

Bagaimanapun , aku bersyukur tatkala masih banyak saudara-saudara yang hidup di bantaran sungai, di bawah kolong jembatan, di bak sampah, mereka bahkan seharian mengais rizki dan tak jarang makan sehari satu kali. Sedangkan aku dan teman-temanku di sini? Kami makan sehari tiga kali dengan lauk yang sehat tanpa harus bersusah-payah. Apakah dengan begitu masih juga tidak ada rasa syukur di hatiku…?

Ya Allah,, mengapa terkadang aku lalai akan nikmatMu…

Ampunilah aku… tak kurangkah udara yang gratis ini.. tak kurangkah pakaian, minuman, makanan, yang telah engkau limpahkan ini…

Pantaskah aku mengeluh…pantaskah aku bersedih… astagfirullah…astaghfirullah…astaghfirullah…

Terkadang aku malu sendiri bila berdoa pada Allah meminta diberikan kesabaran, kebahagiaan, meminta Allah menjauhkan aku dari kesedihan dan penderitaan . Karena sesungguhnya, kesabaran diperoleh dari ketabahan dalam menghadapi cobaan. Allah tidak memberikan kesabaran sampai aku meraihnya sendiri. Pun dengan kebahagiaan. Allah memberiku keberkahan dan hikmah. Kebahagiaan tergantung pada diriku sendiri. Dan sesungguhnya kesedihan dan penderitaan yang Allah berikan untukku, menjauhkan aku dari jerat duniawi dan mendekatkanmu padaku pada-Nya…

Tak terasa… sudah bertahun-tahun lamanya aku menimba ilmu di tempat ini… Allah tidak akan mengingkari janjiNya. Aku tahu bahwa setelah kesulitan ada kemudahan. Setiap yang lapar pasti akan kenyang, setiap yang terpenjara pasti akan terbebas. Dan waktu yang kutunggu-tunggu sebentar lagi, insyaAllah, 9 bulan lagi, aku akan terbebas…

Inilah pengalaman hidupku.. Insya Allah aku akan bermetamorfosis dari wanita yang manja dan pernah tidak berhati-hati dalam bertindak menjadi wanita shalihah... Insya Allah…

Ya Rabbi berilah petunjuk pada kami. Istiqomahkanlah kami jalanMu hingga akhir!!! Amin ya Rabbal’alamin…
~✿ Mengubah Prahara Menjadi Pahala ✿~
tips%2Banti%2BgalauSebuah sms yang membuat alisku berkenyut singgah di di layar handphone-ku. Isinya hanya tiga jenis huruf : “Okiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…..”

Spontan aku langsung membalasnya, khawatir ada kesalahfahaman dari sms tersebut, atau ada apa-apa pada jarinya hingga hanya mengirim sms yang banyak huruf i-nya itu ?

“salam. ada apa? Kok isi sms- nya gitu?” singkat dan dalam ia langsung membalas smsku.

“hehe.. enggak kok oki, aku cuma lagi galau”. GUBRAK! Kepalaku tiba-tiba jadi merasa gatal.

***
Lain lagi, suatu ketika aku membuka jejaring social lewat PC, biasanya aku hanya membuka lewat smartphone hingga tak terlalu detail membaca. Namun hari itu sengaja aku sempatkan membukanya lewat layar PC. Alangkah kagetnya ketika aku baca, hampir semua status menunjukkan satu kata yang lagi tren saat ini : GALAU.

 Semua orang mengeluh sedang galau. Ya, di Indonesia, kini kalimat ‘ galau’ sedang menjadi kata favorit bagi setiap anak muda. Orang yang biasa-biasa saja, jadi ikutan ngin galau karena semua status isinya seperti itu.
“ galau nih, mau makan nasi padang apa foodcourt ya?
“ kalo denger lagunya The Masiv rasanya galau banget”
“ siang-siang bolong gini ngerasa galau, hiks..”
“ lagi pada galau, jadi pingin ikutan galau”

Aku segera istighfar, jangan-jangan galau ini memang bisa seperti virus yang bisa menular. Duh!

***
Galau. Resah. Gundah. Entah apa namanya itu. Kalau dipikir-pikir, apa sih artinya galau? hingga banyak anak muda di negeri ini menggunakan istilah itu. Sepertinya, budaya memang telah merubah makna galau tersebut, memperluas hingga galau yang dulu digunakan untuk sebuah perasaan gelisah, bingung, atau sedang dipuncak kegundahan, kini galau pun digunakan untuk sekedar bingung memilih menu makan siang.

Tapi bagaimanapun, perubahan makna galau itu tidak terlalu jauh. Intinya tetap sama menurutku, orang yang galau itu, berarti ia sedang bingung, resah, gundah, tak ada pegangan. Kalau diibaratkan, mungkin seperti sebuah perahu kertas kecil di tengah lautan luas. Terombang-ambing, tak jelas kenapa dan mau kemana. Tak tau juga harus apa. Begitulah hati yang sedang galau.

Jadi sebenarnya, parah juga ya orang yang sedang mengalami galau. Walaupun saat ini orang yang galau terdengar biasa aja bahkan sangat banyak, tapi sebenarnya orang yang galau itu butuh obat juga lho. Yaitu obat galau. Hehe. biar hatinya sembuh. Biar matanya terbuka, biar ia bisa produktif lagi jadi manusia yang utuh.

Aku jadi teringat sebuah do’a dalam zikir alma’tsurat, yang harusnya dibaca oleh setiap muslim pada waktu pagi dan petang. Makna doanya seperti ini :

“ Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sesak dada dan gelisah, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung padaMu dari lilitan hutang dan dominasi manusia”

Sekilas membaca do’a tersebut biasa saja, namun ketika ditadaburi, Subhanallah.. doa tersebut mencakup semua karakteristik kita sebagai manusia. Yang berpotensi merasakan rasa sesak dan gelisah, yang lemah dan pasti memiliki rasa malas, yang pengecut (terutama membela kebenaran) dan kikir (terutama takut miskin), juga manusia yang suka berhutang dan terpedaya pada orientasi manusia juga. Sifat-sifat dalam do’a tersebut adalah sifat yang paling dekat dengan manusia.

Ternyata, doa tersebut pun diajarkan Rasul pada sahabatnya yang sedang mengalami galau. sebagaimana hadits yang diriwayatkan abu Dawud, dari Abi Sa’aid Al_Khudri ra, berkata : “Suatu hari Rasulullah masuk masjid, tiba-tiba beliau berkata kepada Abu Umamah ra : mengapa kamu duduk-duduk di masjid di luar waktu sholat? Abu Umamah menjawab : karena kagalauan yang melanda hatiku dan hutang-hutangku, wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw bersabda lagi : Bukankah aku telah mengajarimu beberapa bacaan, bila kau baca niscaya Allah akan menghilangkan rasa galau dari dirimu dan melunasi hutang-hutangmu?” Abu Umamah berkata : “betul Rasulullah. “

Rasulullah pun bersabda : “ketika pagi dan sore hari, ucapkanlah doa berikut : Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan. Wa a’udzubika minal a’jzi wal kasal. Wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min gholabatid daini wa qahrii rijaal…”
Kemudian Abu Umamah membaca doa tersebut, dan Allah menghilangkan rasa galau dari dirinya. (HR.Abu Dawud)

Maka tak ada salahnya kita terapkan doa tersebut. Aku sudah membuktikan, dan Subhanallah luar biasa...
baiknya juga dibarengi dengan zikir alma'tsurat lainnya setiap pagi dan sore, yang keutamannya tak kalah luar biasa hebat.

Insya Allah tips galau lainnya menyusul ya.. :)